Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penulis : Andrea Hirata
Produser : Mira
Lesmana
Sutradara : Riri
Riza
Durasi : 125
Menit
Pemain : Ikal
(Zulfani), Lintang (Ferdian), Mahar (Veris Yamarno), Ibu Muslimah (Cut Mini),
Pak Harfan (Ikranagara), Pak Mahmud (Tora Sudiro), Zulkarnaen (Slamet
Rahardjo), Bapak Ikal (Mathias Muchus), Ibu Ikal (Rieke Diah Pitaloka), Ikal
Dewasa ( Lukman Sardi ), Lintang Dewasa (Ario Bayu), Pak Bakri (Teuku Rifnu
Wikana), Bapak Lintang (Alex Komang), Istri Pak Harfan (Jajang C.Noer), Ayah A
Ling (Roby Tumewu), Kucai (Yogi
Nugraha), Syahdan (M. Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah),
Trapani (Suharyadi), Harun (Jefry Yanuar), Sahara (Dewi Ratih Ayu), Flo
(Marcella), A Ling (Levina)
Film Laskar Pelangi merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi adalah karya pertama Andrea Hirata yang terbit pada tahun 2005 yang kemudian difilmkan. Sesuai dengan cerita yang terdapat dalam novel yang merupakan kisah nyata penulis (Andrea Hirata) pada masa kecilnya di Belitung.
Film Laskar Pelangi menceritakan kehidupan
kesepuluh anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah
di Belitung
yang penuh dengan keterbatasan. Salah satu anak itu bernama Ikal. Ikal yang diceritakan
kembali kekampung halamananya setelah melanjutkan kuliahnya diluar kota dalam
perjalanan pulang ia teringat akan masa kecilnya di Belitung yang merupakan
salah satu kota terindah di Indonesia .
Ikal (Lukman Sardi) mengingat kembali
pertama kali ia masuk SD Muhammadiyah yang sangat sederhana dibuka oleh 2 orang
guru hebat yaitu ibu Muslimah dan pak Harfan dengan syarat siswa baru harus
berjumlah 10 orang. Saat itu hari sudah siang tapi jumlah siswa yang mendaftar
baru 9 orang ketika pak Harfan akan menutup sekolah tiba-tiba datang seorang
siswa (Harun) menyelamatkan kesembilan anak lain yang ingin bersekolah. Itu
adalah adegan yang sangat menegangkan dan penuh haru. Kesepuluh anak yang
terdiri dari Ikal, Lintang, Mahar, Borek, A-Kiong, Kucai, Syahdan, Borek,
Trapani, Sahara dan Harun kemudian diberi nama laskar pelangi oleh ibu Muslimah
karena kesenangan mereka melihat pelangi.
Mulailah kisah petualangan dan
persahabatan mereka di SD Muhammadiyah selama 5 tahun yang dibimbing oleh ibu Muslimah
dan pak Harfan yang penuh rintangan dan keterbatasan untuk mencapai mimpi
mereka. Tak lupa juga kisah cinta Ikal dan A-Ling yang membuat ikal selalu
datang untuk membeli kapur. Seorang anak miskin bernama Lintang yang mempunyai
semangat belajar tinggi walaupun ia harus bersepeda puluhan kilometer belum
lagi ada seekor buaya yang selalu menghalangi jalannya.
Ketika laskar pelangi mengikuti lomba
festival dan cerdas cermat walaupun diremehkan tapi mereka bisa menang dengan
penampilan sederhana dan mengangumkan. Saat kepala sekolah telah meninggal
belum lagi Lintang yang tidak bisa lagi sekolah karena ayahnya telah meninggal
membuat ibu muslimah dan laskar pelangi sangat sedih. Namun, akhirnya mereka
bangkit kembali untuk meraih mimpi.
Semangat akan pendikan yang tidak pernah
hilang untuk terus meraih mimpi dan akhirnya Ikal membuktikan bahwa ia bisa
meneruskan kuliahnya di Paris yang selama ini ia cita-citakan.
Film ini sangat memberikan inspirasi untuk
terus semangat dan tidak pernah menyerah untuk menuntut ilmu walaupun penuh dengan
keterbatasan dan rintangan serta menunjukkan keindahan pulau Belitung. Namun, tidak
adanya arti bahasa melayu yang digunakan pemain berdialog sehingga banyak
penonton tidak mengerti apa yang dibicarakan serta banyak adegan cerita di
novel yang tidak ditayangkan.
Saya sangat kagum dan terharu atas
cerita film ini. Film ini telah memberikan banyak pelajaran untuk saya agar memiliki
semangat tinggi dan tidak menyerah dalam
menuntut ilmu. Ketika menonton film ini saya merasa sangat malu dengan diri
saya yang bisa menikmati pendidikan dengan mudah tapi tidak punya semangat
belajar seperti laskar pelangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar