Minggu, 22 November 2015

Resensi Film Laskar Pelangi

  

Judul               :    Laskar Pelangi
Penulis             :    Andrea Hirata
Produser          :    Mira Lesmana
Sutradara         :    Riri Riza
Durasi              :    125 Menit
Pemain            :    Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian), Mahar (Veris Yamarno), Ibu Muslimah (Cut Mini), Pak Harfan (Ikranagara), Pak Mahmud (Tora Sudiro), Zulkarnaen (Slamet Rahardjo), Bapak Ikal (Mathias Muchus), Ibu Ikal (Rieke Diah Pitaloka), Ikal Dewasa ( Lukman Sardi ), Lintang Dewasa (Ario Bayu), Pak Bakri (Teuku Rifnu Wikana), Bapak Lintang (Alex Komang), Istri Pak Harfan (Jajang C.Noer), Ayah A Ling (Roby Tumewu), Kucai  (Yogi Nugraha), Syahdan (M. Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), Trapani (Suharyadi), Harun (Jefry Yanuar), Sahara (Dewi Ratih Ayu), Flo (Marcella), A Ling (Levina)

    Film Laskar Pelangi merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi adalah karya pertama Andrea Hirata yang terbit pada tahun 2005 yang kemudian difilmkan. Sesuai dengan cerita yang terdapat dalam novel yang merupakan kisah nyata penulis (Andrea Hirata) pada masa kecilnya di Belitung. 
      Film Laskar Pelangi menceritakan kehidupan kesepuluh anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Salah satu anak itu bernama Ikal. Ikal yang diceritakan kembali kekampung halamananya setelah melanjutkan kuliahnya diluar kota dalam perjalanan pulang ia teringat akan masa kecilnya di Belitung yang merupakan salah satu kota terindah di Indonesia .
      Ikal (Lukman Sardi) mengingat kembali pertama kali ia masuk SD Muhammadiyah yang sangat sederhana dibuka oleh 2 orang guru hebat yaitu ibu Muslimah dan pak Harfan dengan syarat siswa baru harus berjumlah 10 orang. Saat itu hari sudah siang tapi jumlah siswa yang mendaftar baru 9 orang ketika pak Harfan akan menutup sekolah tiba-tiba datang seorang siswa (Harun) menyelamatkan kesembilan anak lain yang ingin bersekolah. Itu adalah adegan yang sangat menegangkan dan penuh haru. Kesepuluh anak yang terdiri dari Ikal, Lintang, Mahar, Borek, A-Kiong, Kucai, Syahdan, Borek, Trapani, Sahara dan Harun kemudian diberi nama laskar pelangi oleh ibu Muslimah karena kesenangan mereka melihat pelangi.
        Mulailah kisah petualangan dan persahabatan mereka di SD Muhammadiyah selama 5 tahun yang dibimbing oleh ibu Muslimah dan pak Harfan yang penuh rintangan dan keterbatasan untuk mencapai mimpi mereka. Tak lupa juga kisah cinta Ikal dan A-Ling yang membuat ikal selalu datang untuk membeli kapur. Seorang anak miskin bernama Lintang yang mempunyai semangat belajar tinggi walaupun ia harus bersepeda puluhan kilometer belum lagi ada seekor buaya yang selalu menghalangi jalannya.
        Ketika laskar pelangi mengikuti lomba festival dan cerdas cermat walaupun diremehkan tapi mereka bisa menang dengan penampilan sederhana dan mengangumkan. Saat kepala sekolah telah meninggal belum lagi Lintang yang tidak bisa lagi sekolah karena ayahnya telah meninggal membuat ibu muslimah dan laskar pelangi sangat sedih. Namun, akhirnya mereka bangkit kembali untuk meraih mimpi.
        Semangat akan pendikan yang tidak pernah hilang untuk terus meraih mimpi dan akhirnya Ikal membuktikan bahwa ia bisa meneruskan kuliahnya di Paris yang selama ini ia cita-citakan.
        Film ini sangat memberikan inspirasi untuk terus semangat dan tidak pernah menyerah untuk menuntut ilmu walaupun penuh dengan keterbatasan dan rintangan serta menunjukkan keindahan pulau Belitung. Namun, tidak adanya arti bahasa melayu yang digunakan pemain berdialog sehingga banyak penonton tidak mengerti apa yang dibicarakan serta banyak adegan cerita di novel yang tidak ditayangkan.
        Saya sangat kagum dan terharu atas cerita film ini. Film ini telah memberikan banyak pelajaran untuk saya agar memiliki semangat tinggi dan tidak menyerah  dalam menuntut ilmu. Ketika menonton film ini saya merasa sangat malu dengan diri saya yang bisa menikmati pendidikan dengan mudah tapi tidak punya semangat belajar seperti laskar pelangi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar